Kami dan supir bus

Standard
Kami dan supir bus

Menarik memang bila mengalami sendiri budaya di negeri orang. Kadang, budaya negeri sendiri terbawa di manapun kita berada. Ya kalau budaya itu menyenangkan. Bagaimana jika budaya itu tidak menyenangkan?

Hal tersebut dialami oleh kami, peserta training Internet for Journalist di Radio Netherland Training Centre (RNTC). Kami berdelapan sama-sama dari negara berkembang, Indonesia, Nigeria, Zimbabwe, Zambia, Vietnam, Sri Lanka, dan Pakistan. Tentu menjadi tantangan tersendiri untuk hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari di negara maju.

Dari hotel menuju ke tempat pelatihan, kami berdelapan telah diberikan fasilitas berupa kartu bus yang sudah terisi dan siap dipakai setiap harinya. Bus kami ini datang setiap tiga puluh menit sekali. Jadi kami harus ontime untuk menunggu bus tersebut.

Bus yang kami naiki setiap hari :D

Bus yang kami naiki setiap hari 😀

Nah, jika saya sehari-hari menggunakan Kopaja atau Metromini di Jakarta, tak heran bila saya termasuk kasar atau malah cenderung cuek terhadap supir bus. Bagaimana tidak? Wong jalannya aja ugal-ugalan kayak gitu hahahahaa..

Tapi di sini ternyata berbeda. Setiap menjejakkan kaki di dalam bus, ternyata penumpang terbiasa menyapa sang supir. Karena kami tidak terbiasa dengan itu, kami mendapat keluhan dari operator bus “kami tidak ramah.”

Sedikit aneh memang karena saya sudah tersenyum jika masuk bus. Ternyata masih kurang juga. Hahahaha…

Akhirnya, hari itu kami belajar cara menyapa orang Belanda dengan bahasa Belanda. Mulai dari Goeden Morgen (Selamat Pagi), Dankewell (Terima kasih), Goeden Avnen (Sealmat sore), Slap Lekker (Selamat tidur) dan sebagainya.

Sebenarnya bukan di Belanda saja kebiasaan menyapa dan berterima kasih. Waktu saya ke Korea Selatan kebiasaan yang sama juga saya temui. Penumpang terbiasa mengucapkan “khamsahamida” (terima kasih).

Mungkin memang orang Indonesia harus membiasakan berterima kasih pas naik Kopaja yak. Hahahahaha.. Mungkin cuman “Jangan kenceng kenceng bang!”

One response »

  1. nice sharing,,tp pengalaman saya selama kerja di jakarta tiap hari naik bus Agramas jurusan Bekasi-BSD setiap turun pasti ngucapin terima kasih ke kondektur dan sopir,dan setelah saya perhatikan karena kebanyakan sopir dan kondekturnya orang jawa tengah smua bukan orang b**ta* ( tidak bermaksud sara lho) dan cara mengemudinya tidak ugal-ugalan.hal ini tidak terjadi di bus kota yg lain.

Leave a comment